Sabtu, 17 April 2010

Teori Pertumbuhan Penduduk Ekonomi Kemiskinan dan Distribusi Pendapatan

BAB I

PENDAHULUAN

            Negara merupakan suatu satu kesatuan tempat berkumpunya masyarakat yang menjalankan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam rangka menciptakan suatu Negara yang baik yang di bina oleh pemimpin suatu Negara. Negara mempunyai suatu tingkatan, ada Negara suatu kemajuan, dan ada Negara yang masih dalam tahap perkembangan. Berangkat dari perkembangan suatu negara ada korelasinya dengan  suatu pertumbuhan Negara yang harus di bina salah satunya dari permasalah perekonomian, sebab perekonomian itu merupakan suatu fundamental  yang harus di realisasikan kepada setiap warga Negara tersebut melalui distribusi pendapatan yang merata.

            Pada realitanya dalam pertumbuhan ekonomi saat ini masih belum terlealisasikan dengan baik, yang pada hasilnya  mengahsilkan kepada suatu komunitas masyarakat yang dalam taraf hidup kemiskinan, sebab tidak ada kenaikan GDP yang siginifikan.

Dalam memecahkan permaslahan seperti ini diperlukan suatu teori pertumbuhan ekonomi penduduk ekonomi kemiskinan, dan pendistribusian pendapatan yang dapat menghasilkan pemerataan pendapat pada suatu komunitas Negara yang berada dalam tingkat kemiskinan yang akan di bahas dalam makalah ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

DAFTAR ISI

 

BAB I             PENDAHULUAN ………………………………………………………………x

BAB II                        DAFTAR ISI  ……………………………………………………………………xi

BAB III          PEMBAHASAN…………………………………................................................1

A.    Definisi Pertumbuhan Ekonomi

B.     Teori dan Model Pertumbuhan Ekonomi

C.     Masalah Pertumbuhan ekonomi dan Kemiskinan dan Penanggulangan

D.    Negara Berkembang Dan Faktor Pertumbuhannya

a.       Ciri-ciri negara sedang berkembang

b.      Transisi kependudukan

c.       Faktor penggerak pertumbuhan ekonomi dalam menanggulangi kemiskinan.

d.      Peranan penting pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi.

e.       Strategi pertumbuhan ekonomi        

E.     Aspek Hubungan Ekonomi Internasional Dalam Pertumbuhan

a.        EkonomiPerluasan Perdagangan

b.      Aliran Penanaman Modal (Investasi) Asing

c.       Bantuan Luar Negeri Berupa Hadiah dan Pinjaman

BAB IV            DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………

BAB III

PEMBAHASAN

A.    Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan outputriil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

B.     Teori Dan Model Pertumbuhan Ekonomi

 

            Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi .     

a.       Teori Inovasi Schum Peter

Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Sebab para enterrpreneur lah yang mempunyai kemampuan dan keberania mengaplikasikan penemuan-penemuan baru, dalam aktivitas produksi. Langkah-langkah menemukan penemuan baru dalam dunia usaha merupakan langkah-langkah inovasi.

b.      Teori Petumbuhan neo klasik

Teori ini dikembangkan oleh Solow (1956). Focus pertumbuhan teori tersebut adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitan dengan keputusan masyarakat untuk menabung dan melakukan investasi. Asumsi-sumsi penting dari model Solow antara lain:

1.      Tingkat tekonologi di anggap konstan (tidak ada kemajuan teknologi.

2.      Tingkat depresiasi di anggap konstan.

3.      Tidak ada perdagangan luar negeri atau aliaran keluar masuk barang modal.

4.      Tidak ada sector pemerintah.

5.      Tingkat pertmabhan penduduk (tenaga kerja) juga di anggap konstan.’

6.      Untuk mempermudah analisis, dapat ditambahkan asumsi bahwa seluruh penduduk bekerja, sehingga jumlah penduduk=julah tenaga kerja.

c.       Teori pertmubuhan Endogenus

Teori ini dikembanga=kan oleh romer (1986) ini merupakan pengembangan mutakhir teori pertumbuhan klasik- neo klasik. Kelemahan model neoklasik dan klasik terletak pada asumsi bahwa teknologi bersifat eksogenus. Konsekwensi asumsi ini adalah the law of dimishing return, karena tekonologi dianggap sebagai factorn produksi tetap (fixed input).

d.      Model Pertumbuhan Harrot-Domar

Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.

e.       Model Input-Output Leontief.

Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah .

f.       Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negar sedang berkembang banyak(padat)penduduknya.Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

g.      Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.[1]

C.     Masalah pertumbuhan ekonomi terhadap kemisikinan dan penganggulangan

            Secara umum, kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar standar atas setiap aspek kehidupan. Menurut Sen (1999) kemiskinan lebih terkait pada ketidakmampuan untukmencapai standar hidup tersebut dari pada apakah standar hidup tersebut tercapai atau tidak.sedangkan distribusi didefinisikan sebagai arti ksenjangan

            Manakala garis kemiskinan menjadi pertimbangan, maka inflasi menjadi variabel yang relevan. Laju inflasi akan menggeser garis kemiskinan ke atas.

            Adam Smith (1723-1790) yang merupakan bapak ilmu ekonomi, melihat penyebab terjadinya kemiskinan, bermula dari teori invisble hand-nya (tangan tak kelihatan atau pengaturan otomatis oleh pasar), telah berubah menjadi the dirty hand. Pasar ngobok-obok orang miskin dan lemah, pasar ngobok-obok penentu kebijakan dan memperjualbelikan politisi.[2]

            Dibanyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang baguspun menjadi tidak akan berarti bagi masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan penurunan yang tajam dalam pendistribusian atau pemerataannya.[3]

Dan Konsep yang dilakukakn untuk mengantisipasi kemiskinan adalah kemiskinan absolute, alat ukurnya adalah garis kemiskinanabsolut yang merupakan garis minimum tingkat pendapatan untum suatu keluarga di anggap miskin. Tujuan kehidupan kemisikinan dan jumlah keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan adlah untuk merencanakan dan mengevaluasi kebijaksanaan-dan program kebaikan distribusi pendapatan. Tujuan lebih lanjut adalah membperkuat dan memperbaiki kehidupan bangsa melalui perbaikan kehidupan ekonomi.[4]

 

KEBIJAKAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENANGGULANGI KEMISKINAN

1.      Kebijakan Regional

            Perlu dikonsentrasikan pada upaya memperkuat usaha peningkatan kegiatana ekonomi wilayah, meliputi perdagangan, pasar keuangan, penciptaan pasar. Institusi pemerintah dan non pemerintah pada tingkat regional perlu dilibatkan dalam kebijakan itu.

            Pendekatan regional mungkin mencangkup pendekatan, baik multi sektoral maupun mono sektoral, tergantung pada hasil penilaian kebutuhan masing-masing wilayah.

            Kebijakan pada skala regional mencakup beberapa kegiatan seperti memperkuat kemampuan pemerintah local dalam menyediakan kebutuhan dasar memperkuat kelembagaan swadaya masyarakat dan lmbaga social politik,mendorong efisiensi pasar dan keuangan pedesaan.

            Kebijakan regional dapat dikombinasikan dengan berbagai macam program, seperti peningkatan penghasilan, infrastruktur, pelatihan baik pendidikan untuk kelompok sasaran dan kelompok lain untuk mempromosikan pembangunan desa terpadu atau peningkatan kerangka kondisi regional dalam kaitan dengan meningkatkan akses pada kebutuhan dasar.

2.      Kebijakan Lokal

            Pendekatan local terpusat pada promosi kegiatan-kegiatan mandiri yang bertujuan penciptaan peluang kerja dan peningkatan penghasilan rumah tangga, meningkatkan keberdayaan ekonomi rumah tangga dan individu. Kebijakan bersifat langsung dengan melibatkan kelompok sasaran.

            Kebijakan pada tingkat local dapat mencakup lebih dari satu sector tergantung pada kondisi local. Contoh kebijakan tipe ini adalah : promosi aktivitas peningkatan penghasilan secara langsung untuk penduduk  miskin pedesaan, rumah tangga kota atau kelompok-kelompok miskin untuk meningkatkan kemampuan mandiri.

 

D.    Faktor penggerak pertumbuhan ekonomi dalam menanggulangi kemiskinan

Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tak boleh ada sumber-sumber menganggur dan alokasi penggunaannya kurang efisien.Yang kedua, penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya.Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sebagai berikut.

·         Sumber-sumber Alam

Elemen ini meliputi luasnya tanah, sumber mineral dan tambang, iklim, dan lain-lain. Beberapa negara sedang berkembang sangat miskin akan sumber-sumber alam, sedikitnya sumber-sumber alam yang dimiliki meruoakan kendala cukup serius. Dibandingkan dengan sedikitnya kuantitas serta rendahnya persediaan kapital dan sumber tenaga manusia maka kendala sumber alam lebih serius.

·         .Sumber-sumber Tenaga Kerja

Masalah di bidang sumber daya manusia yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkambang pada umumnya adalah terlalu banyaknya jumlah penduduk, pendayagunaannya rendah, dan kualitas sumber-sumber daya tenaga kerja sangat rendah.

·         Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah

Negara-negara sedang berkembang tak mampu mengadakan investasi yang memadai untuk menaikkan kualitas sumber daya manusia berupa pengeluaran untuk memelihara kesehatan masyarakat serta untuk pendidikan dan latihan kerja.

·         Akumulasi Kapital

Untuk mengadakan akumulasi kapital diperlukan pengorbanan atau penyisihan konsumsi sekarang selama beberapa decade. Di negara sedang berkembang, tingkat pendapatan rendah pada tingkat batas hidup mengakibatkan usaha menyisihkan tabungan sukar dilakukan. Akumulasi kapital tidak hanya berupa truk, pabrik baja, plastik dan sebagainya; tetapi juga meliputi proyek-proyek infrastruktur yang merupakan prasyarat bagi industrialisasi dan pengembangan serta pemasaran produk-produk sektor pertanian. Akumulasi kapital sering kali dipandang sebagai elemen terpenting dalam pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dilakukan dengan memusatkan pada akumulasi kapital. Hal ini karena, pertama, hampir semua negara-negara berkembang mengalami kelangkaan barang-barang kapital berupa mesi-mesin dan peralatan produksi, bangunan pabrik, fasilitas umum dan lain-lain. Kedua, penambahan dan perbaikan kualitas barang-barang modal sangat penting karena keterbatasan tersedianya tanah yang bisa ditanami.

E.   Distribusi Pendapatan

Sulitnya mengukur keadlian dengan kosep utilitas menyebabkan ekonomi memilih distribusi pandapatan sebagi alat analisis alternative. Yang harus diingat adalah pendapatan karena alat ukur yang lengkap karena tingkat utilitas hidup seseorang tidak selalu tergantung pada pendapatan atau kekayaan.

Konsep pendapatan

Pendapata adalah penerimaan (uang atau bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Pendapatan merupakan konsep kelahiran atau flow concept. Ada tiga sumber penerimaan rumah tangga yaitu,

1.      Pendapatan dari gaji dan upah

2.      Pendapatan dari hasil produktif

3.      Pendapatan dari pemerintah

 

Untuk mengurangi kemiskinan dalam hal ini ada 3 faktor yang sangat penting :

1.      Warisan Sejarah

Adalah kondisi awal yang mendukung. Dipertengahan 1990an tidak ada konsentrasi kekayaan private yang besar, entah itu disektor pertanian atau disektor industry komersial. Era colonial dan 20 tahun pertama masa pemerdekaan tidak menyaksikan aglomerasi tanah pedesaan yang besar. Lagipula, aglomerasi yang ada terutama perusahaan asing dihancurkan dan kemudian dinasionalisasikan selama periode 1958-1965. Dan karena itu pegalaman Indonesia tampaknya memberikan konfirmasi empiris bahwa kondisi awal memainkan peran kunci dalam menentukan hasil distribusional selanjutnya.

2.      Lintasan pertumbuhan Indonesia Kondusif

untuk hasil yang adil setidaknya dalam kinerja diandalkannya, kinerja yang kuat dari sector beras, sector hasil pangan secara inhren diasosiakan dengan distribusikna pendapatan dan kekayaan yang lebih

3.      Kebijakan Publik

Ada beberapa kebijakan Pemerintah yang pro kaum miskin. Berikut contohnya keberhasilan beras dan contoh yang lebih umum adalah kapasitas Pemerintah untk menyalurkan proporsi yang signifikan dari rezeki pendapatan minyak ke daerah pedesaan, termasuk proyek pembangunan local dan program penciptaan lapangan kerja.[5]

F.      Peranan penting pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi

 

1.  Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.

2.  Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori proses pertumbuhan.

3.  Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr masyarakat, pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi, program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang memberikan manfaat kepada masyarakat.

4.  Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta) merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru tingkat konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang sesungguhnya bias menabung.

5.  Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social, politis, dan ekonomi.

6.  Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan potensi produksi tidak dapat direalisasikan.

G.    Strategi pertumbuhan ekonomi        

1.      Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian

Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan, saluran dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output total sektor pertanian akan menaikan pendapatan di sektor tersebut.

2.      Strategi Impor Versus Promosi Ekspor

Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi da dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras agar bisa bersaing di pasar internasional.

3.      Perlunya Disertivikasi

Usaha mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak dan gas bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan devisanya.

 

H.    Aspek Hubungan Ekonomi Internasional Dalam Pertumbuhan Ekonomi

a.       Perluasan Perdagangan

Negara-negara maju telah berkembang merupakan sumber atau pensupplai barang-barang kapital. Di samping itu mereka juga merupakan pasar yang luas dan cukup besar yang membeli ekspor hasil-hasil pertanian, pertambangan, bahan mentah, ataupun barang-barang manufaktur oleh negara-negara sedang berkembang. Penurunan harga di pasar dunia akan bahan-bahan mentah produk pertanian ataupun hasil pertambangan akan sama seperti halnya turunnya harga minyak bumi ataupun harga tembaga di pasaran internasional.

b.      Aliran Penanaman Modal (Investasi) Asing

Aliran kapital atau investasi asing dari luar negeri baik oleh sector pemerintah maupun swasta asing dapat merupakan suplemen atau pelengkap bagi usaha pemecahan lingkaran setan kemiskinan. Penanaman modal asing banyak bergerak di sektor eksplorasi sumber alam berupa pertambangan, kehutanan, perikanan, dan juga di sektor manufacturing. Swasta asing yang melakukan investasi umumnya merupakan perusahaan besar multinasional.

c.       Bantuan Luar Negeri Berupa Hadiah dan Pinjaman

Bantuan asing bisa diberikan secara langsung atau melalui lembaga keuangan internasional. Contoh bantuan langsung berupa hadiah atau pinjaman yang diberikan oleh US-AID (United State Agency for International Development), suatu lembaga bantuan luar negeri pemerintah Amerika Serikat, atau dari badan-badan luar negeri yang serupa dari negara-negara maju telah berkembang lainnya.



                [1]Raharja Pratama, Teori Ekonomi Makro, FE. UI, Jakarta. Hal. 148-152

                [2] Guru Besar FEUI, Memerangi Kemiskinan dan Pengangguran, http://www.suarapembaruan.com/News/2004/09/22/Editor/edi03.htm

                [3] wongdesmiwati , Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia (Analisis Ekonometri), http://wongdesmiwati.wordpress.com/2009/10/24/pertumbuhan-ekonomi-dan-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-analisis-ekonometri/

 

                 [4] Pratama Raharja, Teori ekonomi Mikro, FE. UI, Jakarta. Hal. 294-295

                [5]Hill Hall, Ekonomi Indonesa, KENCANA, Jakarta. Hal.259-261


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Dim, Hubungan Organisasi Dan Metode Dalam Dunia Usaha, October 20, 2009. http://dim24.wordpress.com/category/tugas/page/2/

Chung, K.H. & Megginson, L.C. 1981. Organizational Behavior Developing Managerial Skills. New York: Harper & Row, Publishers.

Gibson, J.L., Ivancevich, J.M., Donnelly, J.H., & Konopaske, R. 2003.

Jackson H. John, Human Resource Management, Jakarta, 2006

Definisi , Fungsi, Manfaat dan Tipe, Anggaran.

 http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/penganggaran-definisi-fungsi-manfaat.html

 Ventola, Organisasi, Koordinasi, Wewenang Delegasi Dan Penyusunan Personalia Organisasi,  http://all-about-trick.blogspot.com/2009/06/makalah-manajemen-tentang-organisasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar